Apakah Vaping Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan?
Vaping untuk menurunkan berat badan
Dalam beberapa tahun terakhir, vaping telah menjadi alternatif populer untuk merokok tradisional. Meskipun banyak orang menggunakan vaping untuk berhenti merokok, sebagian lainnya tertarik pada vaping karena alasan lain, terutama untuk menurunkan berat badan. Pertanyaannya adalah, Apakah vaping benar-benar bisa membantu menurunkan berat badan, atau ini hanya kesalahpahaman? Mari kita telaah lebih lanjut untuk memisahkan fakta dari mitos.
Hubungan Antara Vaping dan Penurunan Berat Badan
Gagasan bahwa vaping bisa membantu menurunkan berat badan mungkin berasal dari dua sumber utama. Pertama, rokok elektronik menawarkan berbagai macam rasa, banyak di antaranya meniru rasa makanan manis atau lezat. Hal ini membuat beberapa orang percaya bahwa vaping dapat menggantikan ngemil, sehingga mengurangi asupan kalori. Kedua, reputasi rokok sebagai penekan nafsu makan telah meluas ke vaping, mengingat keduanya sering kali melibatkan nikotin.
Untuk lebih memahami hal ini, kita perlu melihat peran nikotin dalam pengelolaan berat badan.
Peran Nikotin dalam Penurunan Berat Badan
Nikotin sebagai Penekan Nafsu Makan
Nikotin dikenal sebagai penekan nafsu makan yang efektif. Ketika nikotin masuk ke dalam tubuh, ia merangsang reseptor di otak untuk melepaskan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang dan puas. Pelepasan dopamin ini mirip dengan apa yang terjadi ketika kita makan, terutama saat mengonsumsi makanan yang tinggi gula atau karbohidrat.
Dengan meniru sistem penghargaan di otak, nikotin menipu tubuh untuk merasa puas tanpa perlu mengonsumsi makanan. Ini dapat menyebabkan berkurangnya keinginan untuk makan, sehingga bertindak sebagai penekan nafsu makan.
Nikotin dan Peningkatan Metabolisme
Selain menekan nafsu makan, nikotin juga telah terbukti meningkatkan laju metabolisme. Ini berarti bahwa individu yang menggunakan nikotin, baik melalui merokok atau vaping, cenderung membakar kalori dengan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan nikotin. Kombinasi antara penekanan nafsu makan dan peningkatan metabolisme ini mungkin menjelaskan mengapa perokok—dan mungkin juga pengguna vape—cenderung memiliki berat badan lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Bisakah Vaping Membantu Menurunkan Berat Badan?
Meskipun jelas bahwa nikotin dapat memengaruhi nafsu makan dan metabolisme, menggunakan vaping sebagai strategi penurunan berat badan bukanlah pilihan yang disarankan. Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa 13,5% pengguna rokok elektronik dewasa melaporkan vaping sebagai cara untuk mengontrol atau menurunkan berat badan. Namun, mengandalkan vaping nikotin untuk penurunan berat badan bukanlah solusi yang sehat atau berkelanjutan.
Aspek Perilaku
Vaping, seperti halnya merokok, melibatkan ritual tangan-ke-mulut yang bisa menjadi perilaku otomatis. Gerakan berulang ini dapat mengalihkan perhatian dari rasa lapar atau menggantikan ngemil tanpa pikir panjang, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada penurunan berat badan. Selain itu, tindakan menghirup uap beraroma mungkin memuaskan keinginan untuk makanan manis atau camilan, sehingga mengurangi keinginan untuk makan.
Opsi Rasa dan Penekanan Nafsu Makan
E-liquid hadir dalam ribuan varian rasa, mulai dari buah-buahan dan makanan penutup hingga permen dan sereal. Bagi sebagian orang, vaping rasa ini mungkin berfungsi sebagai pengganti makanan sebenarnya, sehingga mengurangi asupan kalori. Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun e-liquid beraroma mungkin memuaskan keinginan sesaat, mereka tidak menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda.
Vaping dan Penambahan Berat Badan
Di sisi lain, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa vaping secara langsung menyebabkan penambahan berat badan. Namun, faktor-faktor tertentu terkait vaping bisa berpotensi menyebabkan peningkatan berat badan.
Pengurangan Nikotin dan Peningkatan Nafsu Makan
Mengurangi asupan nikotin—baik dengan menurunkan kadar nikotin dalam e-liquid atau berhenti vaping sepenuhnya—dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan. Ini terjadi karena otak, yang kehilangan dorongan dopamin dari nikotin, mungkin mencari kepuasan melalui cara lain, seperti makan. Fenomena ini mirip dengan penambahan berat badan yang telah didokumentasikan dengan baik pada orang yang berhenti merokok.
Substitusi Perilaku
Risiko lain untuk penambahan berat badan adalah substitusi perilaku. Jika Anda mengurangi frekuensi vaping, Anda mungkin akan lebih sering meraih camilan daripada vape. Selain itu, beralih dari e-liquid yang sangat manis ke yang memiliki kadar pemanis lebih rendah bisa memicu keinginan untuk mengonsumsi gula, yang akhirnya meningkatkan konsumsi makanan.
Apakah Vape Mengandung Kalori?
Ya, e-liquid memang mengandung kalori, terutama dari bahan propylene glycol (PG) dan vegetable glycerin (VG). Namun, kandungan kalorinya minimal—sekitar 4 kalori per mL—dan karena Anda menghirup e-liquid, bukan menelannya, kalori ini tidak diserap melalui sistem pencernaan Anda. Oleh karena itu, dampak kalori dari vaping sangat kecil dan tidak mungkin menyebabkan penambahan berat badan.
Apakah Berhenti Vaping Menyebabkan Penambahan Berat Badan?
Kekhawatiran bahwa berhenti vaping bisa menyebabkan penambahan berat badan bukanlah tanpa dasar. Seperti halnya dengan berhenti merokok, berhenti vaping dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan, perubahan kebiasaan makan, dan perlambatan metabolisme—semua faktor yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan. Selain itu, ketidakhadiran ritual tangan-ke-mulut yang terkait dengan vaping bisa mengakibatkan kebosanan yang berujung pada makan berlebihan atau penggantian makanan dengan uap beraroma.
Kesimpulan
Meskipun vaping mungkin memiliki beberapa efek tidak langsung pada berat badan, terutama karena sifat nikotin yang menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme, vaping bukanlah strategi penurunan berat badan yang direkomendasikan. Risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan nikotin jangka panjang jauh lebih besar daripada manfaat sementara dalam pengelolaan berat badan. Jika Anda khawatir tentang berat badan Anda, mengadopsi pola makan seimbang, olahraga teratur, dan kebiasaan hidup sehat adalah pendekatan yang jauh lebih efektif dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, fokusnya harus pada pencapaian kesejahteraan secara keseluruhan daripada mengandalkan vaping sebagai metode pengendalian berat badan. Apakah Anda memilih untuk melanjutkan vaping atau berhenti, penting untuk membuat keputusan yang bijaksana yang memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang Anda.
Label : Edukasi
Kalian baru saja membaca artikel Apakah Vaping Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan?.
Bila dirasa bermanfaat, mohon bagikan artikelnya. Jazakumullah khairan.